Nusa Dua - Produsen pelumas berharap pemerintah segera menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pelumas. Saat ini di pasaran, pelumas abal-abal dan palsu sudah dalam tahap mengkhawatirkan.
"Ini lubricants, belum ada barrier atau regulasi terkait SNI. Belum ada monitor kualitas lubricants untuk pelaku pelumas di Indonesia. Jadi siapapun bisa masuk dengan mengklaim sudah SL (persyaratan mutu oli-red), gak ada audit, cukup menyerahkan spek saja," ujar Direktur Utama PT Pertamina Lubricants Gigih Wahyu Hari Irianto dalam wawancara di Nusa Dua, Bali.
Di Indonesia, produsen pelumas ada kecenderungan lebih mengutamakan persepsi masyarakat ketimbang kualitas pelumas itu sendiri. "Hari ini pakai oil base dari Amerika, besok dari Taiwan, itu ada kualitas yang tidak konsisten," ujarnya.
Di luar negeri, dalam pengalaman Pertamina, untuk memasarkan produk pelumas cukup sulit. Produsen tidak bisa begitu saja memasarkan pelumas tanpa proses audit terlebih dulu.
"Coba kita masuk ke negara lain, sulit, harus diaudit, tidak hanya bisa memproduksi tapi dari mana bahan baku itu diproduksi ada gak pernyataan diaudit," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar