Jakarta - Indosat yang kini telah berganti nama menjadi Indosat Ooredoo merayakan hari jadinya yang ke-49 tahun bersamaan dengan setahun 'reborn' transformasi perusahaan.
Reborn yang dilakukan Indosat setahun lalu ditunjukkan dengan menambahkan merek 'Ooredoo' di belakang perusahaan guna menunjukkan transformasi digital.
Berbagai inisiatif digital di berbagai lini bisnis, layanan, internal karyawan, dilakukan selama setahun belakangan, buahnya adalah hasil kinerja kuartal ketiga 2016 yang positif.
Mengambil tema 'Liberating Your World' di hari ulang tahunnya, Indosat mengaku bertekad untuk terus mendukung Indonesia sebagai negara digital terdepan di kancah global.
"Seperti janji kami tahun lalu, Indosat Ooredoo akan menghadirkan layanan digital yang lebih mudah diakses, simpel, dan terjangkau untuk semua pihak sehingga dapat membantu kehidupan masyarakat Indonesia dan meningkatkan kualitas hidup mereka," kata President Director & CEO Indosat Ooredoo, Alexander Rusli, Senin (21/11/2016).
"Dan tepat satu tahun kami bertransformasi untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia, kami mampu mencatat kinerja yang sangat baik seperti pertumbuhan 'double digit' untuk bisnis seluler, pertumbuhan pendapatan 9,9%, membukukan laba bersih sebesar Rp 845,4 miliar, serta peningkatan jumlah pelanggan yang sangat signifikan,"tambahnya.
Dalam kurun setahun, Indosat Ooredoo telah menggandakan jumlah gerai, meningkatkan layanan pelanggan, mengubah tampilan, lingkungan, dan budaya kerja karyawan, hingga peluncuran produk dan layanan digital seperti Paket IM3 Freedom Combo, Paket Stream On Iflix dan Spotify, dan layanan Dompetku.
Kinerja Positif
Indosat Ooredoo berhasil mencatat pertumbuhan tahunan 'double digit' untuk bisnis seluler selama sembilan bulan pada 2016, sebesar 11,9%. Pertumbuhan selular yang cukup menggembirakan ini utamanya disebabkan oleh peningkatan pendapatan Data, Telepon, SMS dan VAS (Value Added Services).
Indosat Ooredoo juga sukses mencatat pencapaian jumlah pelanggan sebesar 81,6 juta pelanggan, meningkat 12,6 juta pelanggan dibandingkan dengan kuartal III 2015. Peningkatan jumlah pelanggan ini merupakan hasil dari produk dan layanan digital menarik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dalam penggunaan layanan digital, data, telepon, SMS, serta VAS.
Adapun penambahan pelanggan utamanya berasal dari pengguna data yang mendorong pertumbuhan trafik data sebesar 114,2% dan pertumbuhan pendapatan data sebesar 52,2% dibanding kuartal III tahun 2015.
"Angka tersebut membuktikan bahwa transformasi perusahaan kami berjalan sesuai dengan rencana dan strategi kami. Pada masa yang akan datang kami tetap menargetkan Indosat Ooredoo sebagai nomor satu dalam pendapatan digital, nomor satu dalam pengalaman digital, dan brand digital pilihan pelanggan nomor satu di Indonesia," katanya.
Foto: dok. Indosat Ooredoo
Perusahaan juga menyadari bahwa karyawan menjadi bagian penting dari proses transformasi perusahaan, dimana karyawan diharapkan dalam bersikap, cara berfikir serta berperilaku dalam menjalan bisnis dan melayani pelanggan, harus sejalan dengan visi sebagai perusahaan digital.
Berbagai program transformasi SDM telah berhasil diimplementasikan seperti menerapkan konsep ruang bekerja secara terbuka (open space), mobile working melalui program 'iWork' dimana karyawan bisa bekerja di manapun dari luar kantor, fleksibel benefit untuk karyawan terkait perangkat digital serta penggunaan berbagai fasilitas digital dalam program karyawan seperti eMoney Dompetku.
Transformasi Mahal
Perlu diketahui, biaya transformasi yang dilakukan Indosat ini tak murah. Misalnya, soal penggunaan merek Ooredoo. Emiten dengan kode saham ISAT ini diperkirakan harus merogoh Rp 1,55 triliun untuk mendapatkan hak eksklusif menggunakan aset-aset global milik Grup Ooredoo.
Berdasarkan perjanjian, Indosat akan membayar biaya lisensi berdasarkan sejumlah ketentuan. Pertama, pembayaran lisensi akan dilakukan setahun sekali. Biaya berdasarkan perhitungan atas pendapatan perseroan dalam laporan tahunan yang telah diaudit.
Lalu, Indosat hanya akan membayar lisensi, apabila memiliki laba bersih positif, setelah memperhitungkan pembayaran lisensi. Selain itu, biaya lisensi akan dibayar berdasarkan perhitungan persentase tertentu dari pendapatan operasional perseroan.
Biaya ini tidak akan melebihi 1,3% dari pendapatan operasional Indosat. Adapun, pendapatan operasional yang dimaksud adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan usaha, termasuk pendapatan selular, business to business dan digital.